Minggu, 11 Juni 2017

2nd Assigment - biography

Edgar Allan Poe

On January 19, 1809, Edgar Allan Poe was born in Boston, Massachusetts. Poe’s father and mother, both professional actors, died before the poet was three years old, and John and Frances Allan raised him as a foster child in Richmond, Virginia. John Allan, a prosperous tobacco exporter, sent Poe to the best boarding schools and later to the University of Virginia, where Poe excelled academically. After less than one year of school, however, he was forced to leave the university when Allan refused to pay Poe’s gambling debts.

Poe returned briefly to Richmond, but his relationship with Allan deteriorated. In 1827, he moved to Boston and enlisted in the United States Army. His first collection of poems, Tamerlane, and Other Poems, was published that year. In 1829, he published a second collection entitled Al Aaraaf, Tamerlane, and Minor Poems. Neither volume received significant critical or public attention. Following his Army service, Poe was admitted to the United States Military Academy, but he was again forced to leave for lack of financial support. He then moved into the home of his aunt Maria Clemm and her daughter Virginia in Baltimore, Maryland.

Poe began to sell short stories to magazines at around this time, and, in 1835, he became the editor of the Southern Literary Messenger in Richmond, where he moved with his aunt and cousin Virginia. In 1836, he married Virginia, who was fourteen years old at the time. Over the next ten years, Poe would edit a number of literary journals including the Burton’s Gentleman’s Magazine andGraham’s Magazine in Philadelphia and the Broadway Journal in New York City. It was during these years that he established himself as a poet, a short story writer, and an editor. He published some of his best-known stories and poems, including “The Fall of the House of Usher," “The Tell-Tale Heart," “The Murders in the Rue Morgue," and “The Raven.” After Virginia’s death from tuberculosis in 1847, Poe’s lifelong struggle with depression and alcoholism worsened. He returned briefly to Richmond in 1849 and then set out for an editing job in Philadelphia. For unknown reasons, he stopped in Baltimore. On October 3, 1849, he was found in a state of semi-consciousness. Poe died four days later of “acute congestion of the brain.” Evidence by medical practitioners who reopened the case has shown that Poe may have been suffering from rabies.

Poe’s work as an editor, a poet, and a critic had a profound impact on American and international literature. His stories mark him as one of the originators of both horror and detective fiction. Many anthologies credit him as the “architect” of the modern short story. He was also one of the first critics to focus primarily on the effect of style and structure in a literary work; as such, he has been seen as a forerunner to the “art for art’s sake” movement. French Symbolists such as Mallarmé and Rimbaud claimed him as a literary precursor. Baudelaire spent nearly fourteen years translating Poe into French. Today, Poe is remembered as one of the first American writers to become a major figure in world literature.



                                                Google translate
Pada tanggal 19 Januari 1809, Edgar Allan Poe lahir di Boston, Massachusetts. Ayah dan ibu Poe, keduanya aktor profesional, meninggal sebelum penyair berusia tiga tahun, dan John dan Frances Allan mengangkatnya sebagai anak asuh di Richmond, Virginia. John Allan, seorang eksportir tembakau yang makmur, mengirim Poe ke sekolah asrama terbaik dan kemudian ke Universitas Virginia, tempat Poe unggul secara akademis. Setelah kurang dari satu tahun sekolah, bagaimanapun, dia terpaksa meninggalkan universitas saat Allan menolak membayar hutang perjudian Poe.

Poe kembali sebentar ke Richmond, tapi hubungannya dengan Allan memburuk. Pada tahun 1827, dia pindah ke Boston dan terdaftar di Angkatan Darat Amerika Serikat. Koleksi puisi pertamanya, Tamerlane, dan Other Poems, diterbitkan tahun itu. Pada tahun 1829, ia menerbitkan koleksi kedua yang berjudul Al Aaraaf, Tamerlane, dan Minor Poems. Tidak ada volume yang mendapat perhatian kritis atau perhatian yang signifikan. Setelah mendapatkan layanan Angkatan Daratnya, Poe diterima di Akademi Militer Amerika Serikat, namun dia kembali dipaksa untuk pergi karena kurangnya dukungan finansial. Dia kemudian pindah ke rumah bibinya Maria Clemm dan putrinya Virginia di Baltimore, Maryland.

Poe mulai menjual cerita pendek ke majalah sekitar saat ini, dan, pada tahun 1835, dia menjadi editor Messenger Sastra Selatan di Richmond, tempat dia pindah dengan bibinya dan sepupunya Virginia. Pada tahun 1836, ia menikahi Virginia, yang saat itu berusia empat belas tahun. Selama sepuluh tahun berikutnya, Poe akan mengedit sejumlah jurnal sastra termasuk Majalah Burton's Gentleman's andGraham's Magazine di Philadelphia dan Broadway Journal di New York City. Pada tahun-tahun inilah dia membuktikan dirinya sebagai seorang penyair, seorang penulis cerita pendek, dan seorang editor. Dia menerbitkan beberapa kisah dan syairnya yang paling terkenal, termasuk "Kejatuhan Rumah Usher," "Hati Beritahu," "Pembunuhan di Rue Morgue," dan "The Raven." Setelah kematian Virginia dari TBC pada tahun 1847, perjuangan seumur hidup Poe dengan depresi dan alkoholisme memburuk.Dia kembali sebentar ke Richmond pada tahun 1849 dan kemudian berangkat untuk pekerjaan editing di Philadelphia.Untuk alasan yang tidak diketahui, dia berhenti di Baltimore.Pada tanggal 3 Oktober 1849, dia ditemukan di Sebuah keadaan setengah sadar.Poe meninggal empat hari kemudian karena "kemacetan akut otak." Bukti oleh praktisi medis yang membuka kembali kasus tersebut telah menunjukkan bahwa Poe mungkin menderita rabies.

Karya Poe sebagai editor, penyair, dan kritikus memiliki dampak besar pada literatur Amerika dan internasional. Kisahnya menamainya sebagai salah satu penggagas fiksi horor dan detektif. Banyak antologi yang menganggapnya sebagai "arsitek" dari cerita pendek modern. Dia juga salah satu kritikus pertama yang berfokus terutama pada pengaruh gaya dan struktur dalam karya sastra; Dengan demikian, ia telah dipandang sebagai cikal bakal gerakan "seni demi seni". Symbolists Prancis seperti Mallarmé dan Rimbaud mengklaimnya sebagai prekursor sastra. Baudelaire menghabiskan hampir empat belas tahun untuk menerjemahkan Poe ke dalam bahasa Prancis. Hari ini, Poe dikenang sebagai salah satu penulis Amerika pertama yang menjadi tokoh besar dalam sastra dunia.


Proof reading

Edgar Allan Poe lahir di Boston, Massachusetts pada 19 Januari 1809. Kedua orangtua Poe merupakan aktor profesional. Mereka meninggal pada saat Poe belum berumur tiga tahun. Lalu John dan Fransces Allan mengangkatnya sebagai anak dan membesarkannya di Richmond, Virginia. John Allan merupakan pengekspor tembakau yang sukses. Ia mengirim Poe ke sekolah asrama terbaik yang sekarang dikenal dengan Universitas Virginia di mana di sana ia unggul secara akademik. Kurang dari satu tahun bersekolah di sana, Poe dipaksa meninggalkan Universitas ketika Allan menolak untuk membayar hutang-hutang perjudian milik Poe.

Singkat cerita Poe kembali ke Richmond, namun hubungannya dengan Allan kian memburuk. Pada 1827 ia mendaftarkan diri ke Akademi Milter Amerika Serikat. Koleksi puisi pertamanya yang berjudul Tamerlane, and Other Poemsdipublikasikan di tahun yang sama. Pada 1829 ia kembali mempublikasikan koleksi ke-duanya yang berjudul Al-Araaf, Tamerlane, and Minor Poems. Dengan karya tersebut ia tidak juga menerima kritikan yang berarti ataupun perhatian publik. Bicara tentang pekerjaan militernya, Poe akhirnya diterima di Akademi Militer Amerika Serikat. Namun, lagi, ia harus dikeluarkan secara terpaksa karena masalah biaya. Setelah itu ia pindah ke rumah bibinya, Maria Clemm, yang tinggal bersama anak perempuannya yang bernama Virginia di Baltimore, Maryland.

Poe mulai menjual cerita-cerita pendek ke majalah-majalah pada waktu itu, dan pada tahun 1835 ia menjadi seorang penyunting untuk Southern Literary Messenger di Richmond. Ia menikahi Virginia yang baru berusia empat belas tahun saat itu pada 1836. Di lebih dari sepuluh tahun berikutnya ia telah menyunting banyak jurnal-jurnal sastra termasuk di The Burton’s Gentleman’ Magazine dan Graham’s Magazine di Philadelphia dan Brodway Journal di kota New York. Pada tahun tersebut ia menetapkan dirinya sebagai penyair, penulis cerita-cerita pendek, dan penyunting. Ia telah mempublikasikan karya-karyanya yang terkenal seperti “The Fall of the House of Usher”, “The Tell-Tale Heart”, “The Murder in the Rue Morgue”, dan “The Raven”. Setelah kematian istrinya yang dikarenakan penyakit tuberculosis pada 1847, perjuangan hidup Poe yang penuh dengan depresi dan pemabuk berat semakin memburuk. Ia kembali ke Richmond pada 1849 dan berhenti penjadi penyunting di Philadelphia. Dengan alasan yang tidak jelas ia tinggal di Baltimore. Poe ditemukan tidak sadarkan diri pada Oktober 1849. Poe wafat empat hari setelah mengalami penyumbatan otak yang akut. Bukti dari para pelaku medis yang membuka kembali kasusnya menyatakan bahwa Poe mungkin telah mengalami rabies.

Poe bekerja sebagai penyunting, penyair, dan kritikus yang memiliki pengaruh besar terhadap sastra di Amerika maupun Internasional. Karya-karyanya menjadikan ia sebagai salah satu pelopor cerita horror maupun detektif fiksi. Banyak anthologies memberinya gelar sebagai “arsitek” dari cerita pendek modern. Ia juga merupakan salah satu kritikus pertama yang fokus pada pengaruh gaya dan struktur pada karya sastra; dengan begitu ia dianggap sebagai pelopor untuk pergerakan “seni untuk kepentingan seni”. Ahli ilmu logika Prancis seperti Mallarmé dan Rimbaud menyatakan bahwa Poe merupakan seorang pelopor di bidang sastra. Baudelaire menghabiskan waktu hampir empat belas tahun untuk menerjemahkan karya-karya Poe ke dalam bahasa Prancis. Sekarang Poe dikenang sebagai salah satu penulis Amerika pertama yang menjadi tokoh besar di bidang sastra dunia.


                                               


                                                

Minggu, 04 Juni 2017

3rd Assigment- environment and wildlife

How Trash Polluted the Arctic Even Though Few People Live There

The waters of Arctic are about as remote as any place on the planet, yet the region has become polluted with signs of far-off human civilization in the form of hundreds of thousands of plastic pieces per square kilometer.
A new study in the journal Science Advances explains the odd phenomenon as the result of ocean circulation patterns that move plastic debris from the North Atlantic Ocean to Greenland and the Barents seas, a dead end.
Researchers collected and tested samples in the region to confirm that the debris had traveled vast distances from northwest Europe and the east coast of the U.S. through the water to reach the Arctic. Some may have also come from ships traveling through local waters.
The findings serve as a reminder that debris pollution should be stopped at its origin given the unpredictable nature of where it might end up, researchers say. The debris could affect the food system of local species, a topic that remains the subject of research. And the problem will likely only grow worse as man-made global warming continues to melt Arctic ice allowing for material to spread across wider territory, researchers say.
http://time.com/4749067/arctic-trash-pollution/

Google translate
Bagaimana Trash mencemari Arktik Meskipun Sedikit Orang Tinggal di sana

Perairan Arktik hampir sama jauhnya dengan tempat manapun di planet ini, namun kawasan ini telah tercemar dengan tanda-tanda peradaban manusia jauh-jauh dalam bentuk ratusan ribu potongan plastik per kilometer persegi.
Peneliti mengumpulkan dan menguji sampel di wilayah tersebut untuk memastikan bahwa puing-puing tersebut telah menempuh jarak yang jauh dari Eropa barat laut dan pantai timur A.S. melalui air untuk mencapai Arktik. Beberapa mungkin juga berasal dari kapal yang bepergian melalui perairan setempat.
Temuan ini berfungsi sebagai pengingat bahwa polusi puing harus dihentikan pada asalnya karena sifat yang tidak dapat diprediksi dimana akan berakhir, kata periset. Puing-puing itu bisa mempengaruhi sistem pangan spesies lokal, sebuah topik yang tetap menjadi bahan penelitian. Dan masalahnya kemungkinan besar hanya akan bertambah buruk karena pemanasan global buatan terus mencairkan es Arktik yang memungkinkan material menyebar ke wilayah yang lebih luas, kata periset.


Final result
Bagaimana Sampah mencemari Arktik Meskipun Sedikit Orang Tinggal di sana

Perairan arktik hampir sama jauhnya dengan tempat manapun yang berada di planet ini, namun kawasan ini telah tercemar dengan adanya tanda-tanda perdaban manusia dalam bentuk ratusan ribu potongan plastik per kilometer persegi.
Peneliti mengumpulkan dan menguji sampel di wilayah tersebut untuk memastikan bahwa puing-puing tersebut telah menempuh jarak yang jauh dari Eropa barat laut dan pantai timur A.S. melalui laut untuk mencapai Arktik. Beberapa mungkin pula  berasal dari kapal yang bepergian melalui perairan arktik.
Temuan ini berfungsi sebagai pengingat bahwa polusi puing harus dihentikan pada asalnya karena sifat yang tidak dapat diprediksi dimana akan berakhir, kata peneliti. Puing-puing itu bisa mempengaruhi sistem pangan spesies lokal, sebuah topik yang tetap menjadi bahan penelitian. Dan masalahnya kemungkinan besar hanya akan bertambah buruk karena pemanasan global buatan terus mencairkan es Arktik yang memungkinkan material menyebar ke wilayah yang lebih luas, kata peneliti.